Terbaru
Loading...

Bagaikan Biduan, PDIP Kini Menebar Pesona Bagi Para Pesolek

Pesona Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dalam pentas politik tahun ini, khususnya menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Tanah Nyiur Melambai, membuat banyak orang berdecak kagum, jatuh hati, namun ada pula yang terkesan patah hati menyaksikan liukan Moncong Putih memainkan peranannya diatas panggung perpolitikan Sulawesi Utara (Sulut), menghampiri para kontestan, mengundang mereka untuk berlenggak lenggok bersama atau sekedar menghampiri dan membisikan salam kehangatan atau hanya melintas di depan tanpa melirikkan mata apalagi melemparkan senyum sapa.

Tebaran Pesona Banteng memang tercium jauh ke seluruh pelosok negeri, keharumannya merangsang setiap orang untuk mendekat meski beberapa diantaranya sudah resmi memiliki pendamping. Terus bergaung dan mengaum hingga membuat tetangga terusik karena gaung dan auman banteng, bukan memekikan telinga tapi membuat pikiran terbuai karena nada dan irama yang muncul menghipnotis pikiran bak irama mossad.

Ya, itulah PDIP!!! Bagai biduan bersuara merdu, dengan nada penuh improvisasi berpadu irama musik nan menghibur sedang beraksi di atas panggung politik.

Gambaran tersebut sudah jelas dan bahkan beberapa diantaranya sudah mulai terihat dalam perjalanan perpolitikkan Sulut, ketika panggung politik telah tersedia kemudian sang biduan mulai naik keatas panggung, dan mulai menebar pesonanya lewat undangan terbuka namun terbatas.

Tidak sedikit para bakal calon yang sudah bersiap diri dengan sebaran baliho maupun sosialisasi di berbagai media massa untuk sekedar memperkenalkan diri ke publik, tapi banyak juga yang sengaja berlaku demikian agar supaya terlihat jelas dan berharap sang biduan menyapa dalam salam kehangatan atau melemparkan senyum manis yang menggoda, atau juga menghampiri serta membisikkan kata sayang pertanda cinta sudah melekat sambil menunggu hari yang tepat untuk melangsungkan pertunangan.

Memang masih terlalu pagi untuk berharap sang banteng akan mempersembahkan nyanyiannya untuk siapa dan medaulat sang pendamping dalam panggung Pilkada nanti, namun undangan terbuka dan terbatas menimbulkan kegaduhan, diantara para pesolek yang berharap diundang dalam proses penjaringan.

Ada yang senang bukan kepalang, karena meski sudah berjauhan jarak politiknya, namun ternyata masih tetap mendapat simpati banteng dengan diundang dalam proses penjaringan. Adapula yang riang gembira, karena dipenghujung waktu undangan itu akhirnya datang meski tak pernah menunggangi banteng dalam suksesi beberapa waktu lalu tapi ternyata banteng adalah tetangga yang baik, tanpa melihat latar belakang politik yang terundang.

Adapula yang menyampaikan apresiasi yang tinggi atas undangan yang boleh diterima, karena meskipun berbeda partai dan boleh dibilang merupakan rival, namun ternyata turut terundang pertanda banteng membuka persaingan yang sehat dan kompetitif seakan mengisyaratkan bahwa pintu koalisi terbuka bagi siapa saja.

Para penunggang banteng sekalipun dibuat terkejut dengan masuknya nama mereka mengikuti proses penjaringan. sekalipun mereka merupakan kader partai, namun ada rasa tak percaya nama mereka muncul dalam daftar undangan mengingat tidak sedikit para kader yang telah lama dan sudah menjadi penunggang banteng sejak dulu yang lebih pantas untuk diusung, tapi peluang itu tetap harus diambil karena kesempatan langka seperti ini tak selamanya datang, meski kader sekalipun.

Memang PDIP benar-benar memainkan peranannya kali ini dengan melakukan berbagai terobosan dalam proses penjaringan terbuka dan terbatas tersebut, dimana begitu banyak undangan yang disebar baik untuk penjaringan bakal calon Walikota dan Wakil Walikota maupun bakal calon Wakil Gubernur, yang menyasar berbagai pesolek. Entah itu pengusaha, birokrat, politisi baik kader maupun politisi yang di luar partai serta berbagai pesolek yang dirasa punya basis massa dan pengaruh dalam mendulang suara.

Meskipun sudah mempunyai jagoan satu-satunya yang telah medapat petunjuk langsung Ketua Umum PDIP Megawati, yakni Olly Dondokambey, untuk bertarung dalam perebutan Gubernur Sulut, tapi konstalasi untuk perebutan Walikota dan Wakil Walikota, serta siapa yang akan bersanding bersama sang Ketua DPD yang sekaligus juga merupakan Bendahara Umum DPP PDIP, sangat alot.

Bahkan tim penjaringan yang sementara melakukan proses penjaringan para bakal calon, mendapat hantaman dari berbagai sisi, akibat banyak para pesolek yang ingin dilirik oleh PDIP, tapi sayang nama mereka tak ada dalam daftar undangan yang disebar terbuka namun terbatas, mematahkan hati banyak pesolek yang telah bersiap untuk diakomodir.

Waktu pementasan masih cukup panjang, apakah sang biduan masih akan terus bernyanyi dan menebar pesonanya, ataukah langsung mendaulat pilihannya dan mengusung mereka yang beruntung diundang, ataukah masih ada asa tersisa bagi mereka yang buntung tak diundang untuk diusung, ataukah muncul pesolek baru yang akan menghentak panggung sang biduan hingga membuatnya jatuh hati dan disunting dalam Pilkada nanti.

Teruslah tebar pesonamu sang biduan…


Share on Google Plus
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments :

Post a Comment